Tuesday, August 31, 2010

Wisdom for Life

Dalam Pengkhotbah 10:10, dikatakan:
“(10) Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.”

Dikatakan yang terpenting adalah hikmat. Apa itu hikmat? Hikmat adalah kemampuan untuk menentukan mana yang baik dan benar dan apa yang harus dilakukan di saat tersebut. Kita mungkin memiliki banyak sekali rumus, strategi. Tetapi untuk menentukan rumus yang ini dapat digunakan di saat yang ini, itulah hikmat. Itu pula yang terjadi dalam dunia kerja kita, DONT JUST WORK HARDER, BUT WORK SMARTER. Hikmat Tuhan berurusan dengan hati kita dulu, baru pikiran kita, bukan sebaliknya.

--------------------------------------------------------------------------

Kemampuan kita untuk berhikmat ditentukan oleh 3 hal :

1. NILAI-NILAI YANG KITA PEGANG.
Nilai adalah sesuatu yang sudah diajarkan dan kita dapatkan berdasarkan dari lingkungan, keluarga, pengalaman kita.

2. PENGERTIAN AKAN TUJUAN HIDUP KITA
Kita harus mengetahui apa tujuan hidup kita, setiap dari kita memiliki tujuan hidup kita sendiri-sendiri. Sangatlah tidak baik kalau kita tidak mengetahui apa yang menjadi tujuan hidup kita. Yesus mengerti tujuan hidupNya, Ia mengetahui tujuan hidupNya adalah menebus umat manusia.

3. PENGERTIAN AKAN IDENTITAS DIRI KITA
Pernahkah kita benar-benar mengerti siapakah diri kita? Yesus mengerti siapa diriNya, ia mengatakan ”Akulah jalan dan kebenaran, Akulah Allah” dan ”Akulah..Akulah” lainnya. Ia mengatakan itu semua karena ia mengerti siapa dirinya, lalu bagaimana dengan Anda? Apakah Anda mengetahui siapa Anda? Apa yang menjadi kelemahan kita, apa yang menjad kekurangan kita?

Banyak dari kita sudah merasa nyaman dengan comfort zone kita, ketahuilah memang benar kita harus keluar dari COMFORT ZONE kita, tetapi jangan keluar dari comfort zone kita secara membabi buta, kita juga harus mengetahui STRENGTH ZONE KITA. Misalkan kita ingin menjadi penyanyi, tetapi apabila kita mengetahui kita memiliki suara yang sumbang, sudah tentu menjadi penyanyi bukanlah tujuan kita karena menyanyi bukan kekuatan kita.

--------------------------------------------------------------------------

Dalam Kolose 2:1-3, dikatakan,
"(1)Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi,
(2) supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus,
(3) sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.”

Dikatakan bahwa rahasia hikmat, tersembunyi di dalam Kristus, jadi kita harus mencari Kristus terlebih dahulu, bukan yang lain.

--------------------------------------------------------------------------

Jadi, apa fungsi dari hikmat? Kebanyakan dari kita mungkin tidak mengetahui apa fungsi dari hikmat itu? Apa sih keuntungan yang akan kita dapatkan kalau kita mendapatkan hikmat? Jawabannya ada di 2 Timotius 3:16-17

(16) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
(17) Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Fungsi hikmat yang pertama adalah :
1. untuk belajar.
2. untuk menyatakan kesalahan kita dan memperbaiki kelakuan kita.
3. untuk mendidik kita supaya hidup dalam kebenaran.

--------------------------------------------------------------------------

Dalam Ulangan 11:18-21, kita diajarkan untuk menjadikan firman tuhan sebagai PUSAT hidup kita, dan kita harus mengajarkan Alkitab kepada anak-anak kita selama langit masih menutupi bumi. Kenapa? Karena itulah yang Tuhan mau, Ia akan memberikan berkatnya untuk kita selama kita hidup, dan hidup kita adalah milik Tuhan dan Tuhan menginginkan kita hidup berdasarkan caraNya.

--------------------------------------------------------------------------

Dalam Efesus 5:15-16, dikatakan :
"(15) Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
(16) dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”

Kita harus memperhatikan kebiasaan-kebiasan kita, kenapa? Karena kebiasaan-kebiasaan kita akan menentukan arah hidup kita. Misalnya kita punya kebiasaan merokok, kita harus tahu kebiasaan merokok ini akan membawa kita kemana? Kita punya kebiasaan minum kopi, akan membawa kemanakah kebiasaan minum kopi ini? Kebanyakan dari kita tidak mau berhenti sejenak dan mengambil sedikit waktu untuk mengevaluasi kebiasaan-kebiasaan kita.

--------------------------------------------------------------------------

Terkadang kita bisa mendapatkan hikmat bukan hanya dari 3 hal diatas (nilai, tujuan hidup, identitas), tetapi bisa juga dari murka tuhan, dalam Amsal 29:15 dikatakan,
"(15) Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya."

Contoh paling baik adalah mungkin adalah cara mendidik anak. Kalau kita sebagai orang tua terus menerus menuruti keinginan anak, tentu saja anak tersebut akan menjadi manja saat beranjak dewasa. Begitupun dengan kita, mungkin Tuhan tidak menuruti semua keinginan kita. terkadang Tuhan menegur kita dengan sangat keras, tetapi tongkat dan teguran memberikan hikmat juga kepada kita.

--------------------------------------------------------------------------

Kolose 4:5-6 berkata,
(5) Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.
(6) Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Bagimana anda mencapai kesuksesan tergantung dari bagaimana Anda menggunakan waktu Anda. Kita tidak dapat mempercepat waktu, melambatkan waktu, waktu itu stabil. Faktanya adalah orang yang kaya dengan orang yang miskin memiliki waktu yang sama, 24 jam dalam sehari. Jadi gunakanlah waktu Anda secara bijaksana dengan hikmat yang ada.

Waiting Moment with God

Menunggu adalah sesuatu yang tidak disukai oleh manusia. Kita sungguh beruntung sudah hidup di zaman yang serba mudah dimana semua serba instan.

Tahukah anda bahwa kalau kita memesan pizza di Alaska, pizza tersebut baru sampai 3 hari kemudian? Atau tahukah kita mungkin leluhur kita memerlukan prinsip menanam atau membunuh untuk bisa makan? Atau mungkin zaman dahulu untuk mengirim surat, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengirim surat dan mendapatkan balasannya? Mungkin bisa berhari-hari, berminggu-minggu atau mungkin berbulan-bulan.

Saat ini kenyataannya kita bahkan tidak sabar untuk bisa menunggu 45 detik di Microwave supaya makanan itu siap, kita tidak sabar untuk menunggu lampu merah menjadi hijau, kita bahkan tidak mau menunggu lawan bicara kita menyelesaikan kalimatnya. Tidak ada seorang pun yang suka menunggu. Mungkin kita menunggu promosi, mungkin kita menunggu jodoh kita. Apapun itu, menunggu itu sesuatu yang sangat tidak disukai oleh manusia.

Tuhan Yesus disalibkan pada hari Jumat, dan kemudian bangkit pada hari Minggu. Pertanyaannya, apa yang terjadi pada hari Sabtu? Itu yang seringkali terjadi pada kehidupan kita, mungkin ini adalah Jumat kelabu bagi kita, mungkin pada hari Jumat kita divonis kanker, kita dipecat, kita ditinggalkan oleh pasangan, dan mungkin pada hari Minggunya kita divonis sudah sembuh, kita menerima pekerjaan yang lebih baik, kita mendapatkan seseorang yang lebih baik, tetapi pertanyaannya, APA YANG ANDA LAKUKAN PADA HARI SABTU? yang Anda lakukan adalah MENUNGGU.

--------------------------------------------------------------------------

Apa yang bisa kita lakukan saat proses menunggu ini? Ada 3 hal yang bisa kita pelajari disini.

1. Keep Learning and Doing ... (With Expectation!)
Waiting / menunggu itu hanyalah sebuah kata, bukan sebuah tindakan pasif yang harus kita lakukan. Kita tidak diperbolehkan hanya diam dan tidak melakukan apa-apa, tetapi kita harus melanjutkan hidup, bekerja, dan belajar.

Contohnya :
Ada seorang pemuda yang melamar ke sebuah perusahaan telegraph / kode morse. ia masuk ke perusahaan itu dan ia dapat melihat di belakang resepsionis itu ada bunyi kode-kode telegraph dan orang-orang yang bekerja dengan mesin telegraph / kode morse itu. setelah mengisi formulir yang diserahkan, ia dipersilahkan duduk dan menunggu bersama 7 orang yang lainnya yang ikut melamar, dan bunyi-bunyi telegraph itu terus saja terdengar selama pemuda dan 7 orang itu menunggu.

Tidak lama kemudian, pemuda ini beranjak dari tempat duduknya dan melangkah masuk ke dalam ruangan berikutnya, tentu saja 7 orang pelamar lainnya bingung dan menunggu si pemuda tersebut terkena masalah karena berani masuk ke dalam ruangan lainnya. tidak lama berselang, si pemilik perusahaan berkata kepada 7 pelamar itu "Maaf, lowongan sudah terisi oleh pemuda ini."

Apa yang terjadi? ke-7 orang pelamar itu marah besar kepada si pemilik perusahaan dan tidak terima "Bagaimana si pemuda itu bisa diterima? kami sudah menunggu lebih lama dari dia? ini tidak adil!" Dengan tenang si pemilik perusahaan mengatakan "Saudara-saudara, selama anda sekalian menunggu untuk mengisi lowongan bekerja di perusahaan telegraph ini, pemuda ini dapat menginterpretasikan arti dari bunyi-bunyi kode morse ini yang berkata "Apabila anda dapat mengartikan kode ini, silahkan masuk ke ruangan berikutnya" dan pemuda ini masuk keruangan berikutnya, berarti ia mengerti akan apa yang ia tunggu.

Ini bukanlah soal berapa lama kita menunggu, tetapi APA YANG KITA LAKUKAN DALAM PENANTIAN KITA.

Kita bisa belajar banyak dari cerita Yusuf. Awalnya Yusuf memiliki mimpi bahwa ia akan memiliki otoritas yang lebih tinggi daripada kakak-kakaknya dan kakak-kakaknya akan bersujud di hadapan Yusuf. Dan bodohnya ia menceritakan mimpinya kepada kakak-kakaknya yang memang tidak menyukai dia dan akhirnya ia dijual sebagai budak oleh kakaknya.

Dari kitab kejadian 39:1-6, kita dapat mengetahui bahwa Yusuf dibeli oleh seorang mesir bernama Potifar. Apa yang dilakukan Yusuf saat ia dijual? Mungkin ia ketakutan, mungkin ia berkata kepada kakak-kakaknya "Jangan lakukan ini kak! Jangan jual saya". Tetapi tetap Yusuf dijual.

Saat Yusuf saat ia dibeli oleh Potifar, ia tidak berdiam diri dan memaki-maki Potifar dengan berkata "Saya ini orang berada, ayah saya orang berada", tetapi apa yang dilakukan yusuf? dari kitab Kejadian ini kita dapat mengetahui, Yusuf tidak mengeluh, tetapi ia MENGERJAKAN tugasnya sebagai budak dan dikatakan bahwa Tuhan menyertainya sehingga ia BERHASIL dalam setiap pekerjaannya.

Dalam kejadian 39:22-23, dikatakan Yusuf pun tidak berdiam diri saat ia dipenjara karena difitnah oleh istri Potifar saat ia digoda. Mungkin keadaan terlihat tidak mengenakkan tetapi justru sebaliknya ia NAIK JABATAN dari hanya mengurus rumah potifar menjadi mengurus penjara yang penuh dengan orang-orang marah. Yusuf tidak berkata "Wah, saya difitnah oleh istri Potifar, saya tidak bersalah”

Yusuf bisa saja menggerutu akan semua hal yang terjadi kepada dirinya, tetapi ia tidak melakukan hal itu. jadi itulah yang kita harus lakukan, kita tidak boleh hanya diam, menggerutu, tetapi kita harus tetap aktif. Waiting is a learning process. Banyak hal yang bisa kita lakukan, kita pelajari dalam proses menunggu. Kita bisa memilih apa yang kita lakukan selama proses menunggu, apakah menggerutu? Atau belajar? terserah Anda.


2. Patience and Faith
kata PATIENCE/SABAR adalah kunci disini. banyak orang merasa dirinya hancur saat disuruh bersabar, banyak orang tidak menyukai bersabar. Ketahuilah bahwa menunggu itu tidak menghancurkan kita, melainkan memberi kita kekuatan lebih lagi. Dan kenyataannya, banyak hal yang kacau terjadi karena ketidaksabaran kita.

Mari kita lihat contohnya di 1 Samuel 13.
Raja Saul, yang mana adalah seorang raja dan juga panglima perang mengalahkan pasukan Filistin dan ia memiliki beribu-ribu tentara. tugasnya adalah memimpin dan juga berperang melawan musuhnya. dan nabi Samuel adalah seorang nabi yang bertugas untuk memberikan korban bakaran kepada tuhan sebelum raja Saul pergi berperang.

Dalam pasal 11-14, dicatat bahwa raja Saul, karena ketidaksabarannya, membuat Allah murka, dicatat bahwa suatu ketika pasukan Filistin sudah hampir mendekati kerajaan Saul, dan karena biasanya kemenangan selalu didapati Saul apabila Samuel sudah melakukan korban bakaran, namun kali ini Samuel tidak kelihatan sama sekali, sedangkan di satu sisi, pasukan raja Saul sudah berpencar-pencar karena ketakutan, maka dengan tidak sabarnya, Saul mengambil posisi Samuel untuk melakukan korban bakaran. dan tidak lama setelah saul melakukan korban bakaran, samuel datang dan mengetahuinya. dan akhirnya Saul pun kehilangan semuanya hanya karena ketidaksabarannya.

Ingatlah bahwa KESABARAN itu adalah COBAAN yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita seringkali tergoda untuk mau mempercepat semuanya. We want something and we want it now. Banyak orang yang iri terhadap orang lain, padahal belum tentu apa yang ada di diri orang tersebut, kita mau melewatinya. Cobalah merasakan dan menikmati kesabaran kita.

Contohnya saat kita melakukan pijat/spa, apakah kita ingin pijat itu dipercepat sehingga cepat selesai? Tentu saja tidak bukan? Begitu pula apabila kita menikmati pertandingan sepak bola, apakah kita ingin pertandingan itu dipercepat? Tidak, kita ingin menikmati saat-saat itu.

--------------------------------------------------------------------------

Galatia 6:9
"(9) Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."

Apa maksudnya? Maksudnya adalah walaupun kita sedang dalam proses menunggu, sedang mengalami hari "Sabtu"-nya kita, kita tidak boleh berhenti. Kalau kita berhenti dan mungkin tidak sabar, kita tidak akan bisa sukses melihat apa yang Tuhan inginkan dari proses penantian kita. Waktu/time adalah sesuatu yang digunakan oleh Tuhan untuk mengetes kita, bukan sebaliknya. Tuhan yang memberikan kita waktu, bukan kita yang memberikan Tuhan waktu agar Ia mengabulkan permintaan kita.

Holly Wagner memiliki satu pertanyaan dari anak-anaknya ketika mereka sekeluarga melakukan perjalanan "Mom! are we there yet?" Padahal Holly melakukan perjalanan agar anak-anaknya belajar memperhatikan tanda-tanda rambu lalu lintas misalnya, agar anaknya dapat melihat hal-hal lain seperti pemandangan, suasana baru, alam dan lain sebagainya.

Dan itulah yang sering kita tanya kepada tuhan saat kita menunggu "GOD! ARE WE THERE YET?" Kita tidak peduli dengan tanda-tanda, kita tidak peduli dengan kebaikan-kebaikan Tuhan. Kita akan merasakan tuhan itu baik KETIKA ia menjawab permohonan kita, pertanyaan kita "GOD, ARE WE THERE YET" itu adalah tanda bahwa kita tidak dewasa / Immature.


3. Determine to see God in the middle of waiting .. Trust Him
Lihatlah Tuhan dan percayalah kepada Tuhan dalam setiap proses penantian Anda. Dalam cerita Yusuf, semua orang dapat melihat bahwa Yusuf diberkati oleh Allah, baik dari Potifar, petugas penjara hingga Firaun sendiri. Bahkan dicatat bahwa Firaun yang tidak percaya oleh tuhan mengakui bahwa Tuhan Allah itu hidup. Kalau Yusuf diberkati oleh Allah dalam penantian dia, tentu saja kita diberkati oleh Allah dalam penantian kita.

Dan hebatnya dalam cerita Yusuf, saat memang terjadi kelaparan di tanah Mesir dan saudara-saudaranya bersujud di hadapannya, saudara-saudaranya tidak mengenal dia, tetapi Yusuf yang sekarang bukanlah Yusuf yang naif. Ia menjadi pribadi yang lebih “dewasa.”

Ketahuilah setelah proses penantian kita mendapatkan apa yang kita mau, dari proses pembelajaran yang kita lalui selama menunggu, sadarilah kita bukan lagi pribadi yang sama yang meminta atau menunggu beberapa saat ke belakang, tetapi menjadi pribadi yang baru yang dapat melihat kemuliaan Tuhan saat kita mendapatkannya.

God’s Game Plan (Election of Christ)

Pernahkah kita sadar bahwa seluruh kejayaan yang kita dapatkan di dunia ini, sebenarnya sudah termasuk dalam rencana Tuhan?

Seluruh harta, pekerjaan, keluarga, jiwa, waktu semaunya sudah tuhan rencanakan untuk kita sebelum kita ada? Jadi begitu kita merasa kita berada diatas puncak, ketahuilah bahwa itu semua terjadi karena Tuhan sudah mempersiapkan itu untuk Anda. Waktu Paulus menulis kitab Efesus 3:1-14, dikatakan bahwa kita sudah memiliki semua berkat yang tuhan berikan kepada kita.

3 pasal pertama dari kitab Efesus adalah tentang WHO YOU ARE, dan 3 pasal berikutnya adalah cara bagaimana untuk BECOME WHO YOU ARE.

Perhatikan bahwa dalam kitab Efesus 3:1-14, banyak sekali kita temukan kata “Di dalam Dia, kata-Nya”, dalam ”Kristus”. Apa artinya? Artinya adalah kita memang adalah anak-anak Tuhan yang Ia cintai, dan begitu besar Ia mencintai kita, Ia memberikan kita 5 berkat dalam pasal ini.

---------------------------------------------------------------------------------

1. Bless of Election (Berkat dari pemilihan)

Efesus 3:4
”(4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.”

Banyak dari kita yang merasa, bukan Allah yang memilih kita, tetapi kita yang memilih Allah. Pikiran kita berpikir, ooh, kita yang datang ke gereja kok, kita yang memilih Tuhan kok, dan pikiran-pikiran sempit seperti itu. Tetapi kenyataannya, Tuhan-lah yang memilih kita dan itu adalah berkat. Hidup kita sudah direncanakan olehNya sebelum kita ada, yang kita lakukan adalah terhubung dengan dia. Dunia boleh dan bisa memberikan semuanya, tetapi yang bisa memberikan rasa ”whole/penyatuan” adalah Tuhan.

2. Bless of Adoption (Berkat dari Adopsi)

Efesus 3:5-6
”(5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,
(6) supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.”

Ketahui, bukan anak yang memutuskan ia akan di adopsi, tetapi itu adalah kuasa mutlak dari orang tua yang akan mengadopsi anak tersebut. Bisa saja anak tersebut bersaing dengan puluhan, ratusan anak lainnya, tetapi yang memilih sang anak adalah orang tua.

Sama seperti Tuhan kita, kita di-adopsi oleh dirinya ketika Tuhan memutuskan untuk menjadikan kita anakNya. Pertanyaannya adalah kenapa Tuhan mau mengadopsi kita sebagai anaknya? Tuhan adalah kasih, dan kasih itu tidak dapat berdiri sendiri, kasih memerlukan orang lain untuk diberi kasih, dan tuhan mengadopsi kita agar supaya Ia dapat memberikan kasih-Nya kepada kita. Oleh karena itu Tuhan ingin agar kita juga mengasihi orang lain sama seperti Ia mengasihi kita.

3. Bless of Redemption (Berkat dari penebusan)

Efesus 3:7
”(7) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,”

Kita tentu tahu cerita tentang Tuhan membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian lewat Laut merah yang dibelah oleh Musa, Tuhan memberikan kepada bangsa Israel penebusan. Apabila anda datang ke efesus dan naik ke bukitnya, anda akan bisa melihat ada 1 kuil yang sangat besar di kota tersebut, dan di kuil tersebut Paulus melihat begitu banyak berhala. Begitu banyak rakyat Efesus yang membawa persembahan kepada berhala-berhala itu untuk mendapatkan kekayaan, berkat, penyelamatan, penebusan.

Bandingkan dengan Tuhan kita, apa yang kita perlu bawa untuk mendapatkan penebusan Tuhan? Ini yang hebat, kalau rakyat-rakyat Efesus perlu membawa persembahan untuk dapat mendapatkan berkat/penebusan, Tuhan kita tidak memerlukan kita untuk membawa apapun ke dia, tetapi Ia sendiri datang ke kita dan memberikan secara langsung berkat itu. Ingatlah bahwa penebusan untuk Anda selalu ada untuk Anda.

4. Bless of Revelation (Berkat dari Hikmat dan pengetahuan)

Efesus 3:9
”(9) Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus”

Paulus mengatakan kita tidak perlu melakukan pengalaman keluar tubuh atau semacamnya untuk bisa mengetahui Tuhan itu ada. Kita diberikan hikmat (Wisdom) oleh Tuhan dan Tuhan tidaklah pelit dalam menyatakan rahasiaNya. Mungkin kita bekum mengerti akan apa yang Ia mau. Tetapi bayangkan begini, Anda bermain Cilukba dengan anak Anda, begitu anda menutupi wajah Anda dengan kedua tangan Anda, anak Anda tidak dapat melihat wajah Anda, tetapi begitu Anda membuka kedua tangan Anda dan Anda tersenyum lebar, anak Anda tersenyum juga. Begitu pula dengan Tuhan, Ia bermain Cilukba dengan kita karena ia sayang kepada kita.

Mungkin ada saatnya ketika kita merasa Tuhan sedang menutupi kedua wajahnya dengan tangannya. Tetapi ia tidak pergi meninggalkan kita, ia memberikan revelasinya kepada kita sedikit demi sedikit.

Bagaimana kita tahu Tuhan bermain Cilukba kepada kita? Jawabannya adalah ketika kita mengerti apa yang Ia mau, mungkin Anda membaca 1 ayat yang sama setiap harinya tetapi tidak mengerti apa maksud dari ayat itu. Dan datang pada suatu hari dimana Anda mengerti akan apa maksudnya ayat itu, itulah saat wajah Tuhan ditunjukkan kepada Anda.

5. Bless of Holy Spirit (Berkat dari Roh Kudus)

Efesus 3:14
”(14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”

Sama seperti kerajaan yang memberikan stempel pada setiap surat yang akan dikirimnya, kita pun di 'stempel' oleh Tuhan melalui roh kudus melalui hati kita. Roh Kudus-lah yang memberikan kekuatan kepada kita, Roh Kudus yang menjaga hati kita, memberitahukan kepada kita mana yang benar dan mana yang salah. Dan Roh Kudus juga yang memberikan kekuatan kepada kita agar kita bisa membawa orang lain kepada Tuhan.

---------------------------------------------------------------------------------

5 berkat ini sudah tertanam dalam diri kita sebelum kita lahir, pada akhirnya, kita hanya mengeksekusi apa yang Tuhan rencanakan, Ia adalah pelatih kita, jadi di saat kita menang dan berkata "Yeah god! I made it! I can do this” Tuhan tersenyum kepada kita. Tetapi tetap sebenarnya kemenangan itu untuk Tuhan, karena Ia sudah tahu semuanya dari awal kita akan menang.

IT’S ALL ABOUT WHAT GOD DID TO US, NOT WHAT WE DO!!
WE ALL JUST EXECUTING HIS GAME PLAN!!