Thursday, January 12, 2012

Pancaindera 3 : The Art of Listening

Ada seorang komposer kelahiran Rusia dan dianggap sebagai salah satu komposer yang paling berpengaruh, namanya Igor Stravinsky. Beliau mengatakan "To listen is an effort. And just to hear is no merit."

Untuk menyimak itu perlu suatu usaha / upaya. Untuk mendengarkan saja tidak bermanfaat. Jadi ada perbedaan antara menyimak dengan mendengarkan. Kalau cuma mendengarkan, bebek pun bisa mendengar.

Ironinya bahwa menyimak / listening adalah keahlian berkomunikasi yang paling dibutuhkan, tetapi yang paling sedikit diajarkan. Mendengarkan sangat penting dan tidak mudah karena dituntut kedewasaan dalam hal mendengar.

Karena mendengar sesungguhnya bukan tentang diri kita sendiri, tetapi saat kita mendengar, kita menaruh perhatian atau interest kepada orang lain. Karena pada dasarnya, kita lebih suka orang menaruh interest kepada kita (yang mana sikap ini sebenarnya adalah sikap anak kecil)

Kita bahkan mungkin tidak tahu bahwa mendengar itu ada seninya. Seorang hamba Tuhan bernama Roy Anderson. Dia berbicara tentang sebuah program bernama Couple Communication. Dan dia berbicara tentang pentingnya mendengarkan dengan baik dan pentingnya untuk para leader, para pemimpin keluarga untuk mau mendengar.

Program ini awalnya dibuat oleh profesor Sharon Myler. Program ini dibuat karena beberapa dekade lalu, banyak dokter yang dituntut oleh pasien karena dokter tersebut banyak yang salah mendiagnosa. Dan setelah diselidiki, ternyata para dokter itu memiliki kemampuan mendengar yang sangat rendah sehingga mereka salah mendiagnosa penyakitnya. Dan berangkat dari masalah ini, Sharon Myler mengembangkan riset ini. Ternyata kita semua perlu belajar untuk mendengarkan dengan baik.

Bukti bahwa mendengarkan itu sulit adalah misalnya ketika di gereja, Anda mendengarkan pengajaran yang sama bersama-sama dalam waktu yang sama. Tetapi tidak semua memiliki impact yang sama. Ada orang-orang yang berkembang, ada orang yang bertumbuh, ada orang yang tidak mendapat apa-apa, ada yang tidak berhasil. Kemampuan Anda untuk menyimak yang membuat hidup Anda berubah.

Mendengar adalah telinga Anda menangkap gelombang suara. Sedangkan menyimak memerlukan interpretasi, evaluasi, pengertian, perhatian, ingatan dan respon. Seringkali dalam hubungan pernikahan seringkali komplen dari si istri bahwa sang suami tidak mau mendengarkan. Ada sebuah lelucon seperti ini : Kalau kita memberitahu sesuatu kepada lelaki, yang terjadi adalah hal tersebut masuk ke kuping kiri dan keluar ke kuping kanan. Tetapi sang suami tidak mau kalah. Dia berkata, ketika kita memberitahu istri sesuatu, hal tersebut masuk melalui kedua kupingnya dan keluar lewat mulutnya.

Dalam hubungan suami istri dan hubungan anak dengan orang tua sering terjadi komplen. Kebanyakan anak komplen bahwa orangtuanya tidak mau mendengarkan mereka. Tetapi lucunya saat mereka besar, orangtuanya yang komplen bahwa anaknya tidak mau mendengarkan mereka. Sepertinya sesuatu yang ditanam pada saat mereka muda, dituai pada saat mereka dewasa. Seringkali terjadi miss-komunikasi karena kita tidak mau menyimak.

Padahal kalau kita menyimak dengan benar, ada begitu banyak masalah yang bisa kita selesaikan dengan cepat. Misalnya hubungan dokter dan pasien. Biasanya kalau kita ke dokter, kita tidak langsung didiagnosa dan lain-lain, tetapi yang ditanya adalah "Apa keluhannya?" Kalau seorang dokter tidak tahu bagaimana caranya menarik perkataan yang jelas yang dialami oleh sang pasien atau sang dokter terlalu cepat menarik konklusi dengan cepat, bisa jadi salah diagnosa terjadi. Begitupun antara pembeli dan penjual. Antara pengacara dengan kliennya. Antara pemerintah dengan rakyat.

Sig Sigler mengatakan "When you talk, you said something you already know. But when you listened, you found out what everybody else knows, wants and need. So, listening is learning." Mendengar lebih penting dari berbicara, dan akses untuk mendengar lebih terbuka ketimbang melihat. Oleh karena itu kita bisa mendengarkan suara orang tanpa perlu melihat orangnya sama sekali. Demikian juga dengan Tuhan. Kita mungkin tidak bisa melihat Tuhan, tetapi kita bisa mendengar suaranya? Buktinya ada di :

Ibrani 3:7 Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,
Wahyu 2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.

Kita mendengar lebih baik saat suasana tenang dan sunyi. Kalau semuanya sunyi, kita bisa mendengarkan bisikan. Disaat-saat sepi sunyi, rileks, dengan cepat kita bisa mendengar apa yang datang dari Tuhan dengan lebih tajam.

------------------------------------------------

Apa untungnya mendengarkan?
1. Mendengarkan tanpa menghakimi - tanpa berpendapat adalah bentuk dan tanda dari kasih.

Kalau Anda mendengarkan dengan demikian, Anda membentuk rasa aman terhadap orang yang berbicara kepada Anda dan itu merupakan tanda yang diterima oleh mereka bahwa Anda mengasihi mereka.

Memberikan seseorang membuang unek-uneknya, menceritakan impiannya, masalahnya tanpa Anda hakimi membuat Anda menghargai posisinya. Kenapa banyak orang mau konseling? Kebanyakan dari orang yang mengikuti konseling hanya membutuhkan orang yang mau mendengarkan mereka. Nah, setelah orang tersebut melakukan konseling kepada Anda, tinggal pintar-pintarnya Anda menyimpan unek-unek mereka. Dan kalau hal tersebut adalah private, Anda harus bisa menjaga itu.

Kalau kita gagal menjadi pendengar yang baik, entah itu kepada pasangan, karyawan, pegawai, orang tua, secara tidak sadar kita membuat mereka menutup diri. Apalagi kalau kita suka memotong pembicaraan. Dan pada saat mereka merasa tertutup, mereka akan merasa enggan untuk berbicara karena merasa mereka tidak didengar. Dan kalau apa yang mereka mau sharing adalah 'sampah atau unek-unek' dan berada di dalam tempat yang tertutup, hal tersebut akan membusuk. Nah, hal yang busuk ini akan keluar satu saat nanti. Bisa lewat ucapan dia, tindakan dia, pandangan dia, tulisan dia.

2. Mendengarkan adalah tanda Anda menghormati
Suami yang belajar mendengar istrinya adalah bentuk hormat dan begitu juga pula sebaliknya. Anda tidak perlu setuju dengan apa bahan pembicaraannya.

3. Dengan mendengarkan kita dapat mengetahui nilai hidup seseorang
Kalau Anda terlatih untuk membiasakan diri mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak, maka kalau Anda berkomunikasi dengan seseorang, semakin banyak lawan bicara Anda berbicara, semakin Anda tahu siapa orang tersebut. Anda cukup diam dan biarkan lawan bicara Anda berbicara, Anda akan tahu apa nilai yang dia pegang, siapa dia sesungguhnya.

Matius 15:18
Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.

Kalau Anda dewasa, Anda dapat membedakan mana pembicaraan yang baik, mana pembicaraan yang membangun hubungan, mana pembicaraan yang bermutu, mana pembicaraan yang tidak perlu diteruskan. Perlu suatu latihan untuk hal ini. Apalagi kalau kita mendengar gosip panas, terkadang kita membantu menyebarkan gosip panas tersebut, padahal gosip belum tentu benar. Ada hal yang saat kita dengar dapat membantu menguatkan iman kita atau bisa juga melemahkan iman kita.

Roma 10:17 berkata "
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."

Jadi, bisa jadi iman Anda lemah karena Anda tidak melatih diri untuk memberikan kuping Anda kepada kebenaran. Anda lebih suka mendekatkan diri kepada hal-hal yang tidak benar seperti dusta, gosip dan lainnya.

------------------------------------------------

Berikut adalah beberapa teknik dalam mendengarkan,

1. Fokus kepada apa yang dikatakan pada saat seseorang mengutarakan pendapat atau pemikirannya BUKAN kepada apa yang Anda pikirkan
Dalam mendengarkan orang berkotbah, seringkali kita dicobai untuk memikirkan sendiri ketimbang mendengarkan apa yang orang tersebut katakan, sehingga kita sering missed akan apa yang mereka katakan.

2. Hindari memberikan nasihat, solusi atau pendapat sebelum si pembicara menyelesaikan pembicaraannya
Ini yang menyebabkan kenapa istri seringkali komplen bahwa suaminya tidak mau mendengarkan. Seringkali istri hanya membutuhkan pendengar padahal dia sendiri sudah tahu jawabannya. Tetapi seringkali ketika suami mendengarkan apa yang dikatakan oleh istri, sang suami sudah sibuk menawarkan solusi, jalan keluar dan lainnya. Dan ini yang akhirnya menjadi keributan.

3. Ulangi untuk memastikan Anda memiliki pengertian yang sama dengan si pembicara untuk menghindari salah-komunikasi
Hal ini penting kalau kita membicarakan hal-hal yang penting. Hal ini bisa Anda lihat di restoran-restoran yang baik. Kalau di restoran-restoran yang baik, waitressnya setelah selesai mengambil order, dia akan mengulangi pesanan yang Anda pesan. Kenapa demikian? Kalau dia tidak mengulangi, besar kemungkinan banyak problem yang bisa terjadi, misalnya salah pesan. Dan saat waitress tersebut mengulangi pesanannya, adalah tugas Anda untuk mendengarkan.

4. Perhatikan gaya tubuh atau bahasa tubuh saat Anda berbicara dengan lawan bicara
Kalau Anda berhadap-hadapan, usahakan agar Anda melakukan eye-contact. Itu tanda bahwa Anda respek kepada lawan bicara Anda. Kalau Anda bersebelahan, Anda tidak perlu melakukan eye contact, tetapi Anda bisa melakukan bahasa tubuh lainnya.

5. Cobalah untuk mengerti tentang si pembicara
BUKAN untuk menarik konklusi sendiri tentang siapa dia atau apa dia seharusnyaKita perlu melatih teknik mendengar. If you can win the heart, you win the man. Lucunya, banyak dari kita ingin menangkan orangnya, tetapi kita tidak tahu bagaimana cara menangkan hatinya.

No comments:

Post a Comment