Tuesday, October 5, 2010

Community of believers part.3 - who we are in christ

Firman Tuhan dengan jelas telah memberitahukan kepada kita siapakah kita di dalam kristus.

Dan perlu untuk kita mengetahui hal ini supaya kita bertumbuh dan berkembang di dalam kristus karena kalau kita tidak mengerti akan hal ini akan sulit untuk kita mengerti fungsi kita di dalam kristus.

Kita ambil contoh pangeran William yaitu anak dari pangeran charles raja inggris. Pangeran william tahu dari sejak ia kecil kalau ia adalah anak dari raja bangsa inggris dan ia tahu kalau suatu saat nanti ia akan menjadi raja.

Oleh karena ia menampilkan dirinya berbeda, ia berdiri tegak, tidak letoi, tidak lemas, ia berbicara dengan nada yang berbeda dengan orang-orang sekitarnya, karena ia tahu ia berbeda, ia adalah anak dari seorang raja.

Bagaimana dengan kita? Kalau pangeran William saja adalah anak dari raja di bumi, bagaimana dengan kita yang ayah kita adalah raja dari surga? Seharusnya hidup kita, tindakan kita, bicara kita menunjukkan lebih dari pangeran william. tetapi apa yang terjadi? Seringkali kita tidak hidup seperti anak dari raja segala raja. seringkali kita menjadi anak tuhan hanya pada saat kita berada di gereja.

Jadi, siapakah kita di dalam kristus?

1. Kita adalah ciptaan baru
Mari kita lihat di 2 korintus 5:17
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Dikatakan kita adalah ciptaan baru, pertanyaannya adalah apakah kita mempercayai hal ini atau tidak? karena kita seringkali merasa tidak layak dihadapannya karena kita tahu kita berdosa, tetapi ketahuilah bahwa hal layak atau tidak layak, keputusan itu bukan di tangan kita, tetapi di tangan tuhan.

2. Kita adalah anak allah dan ahli waris
Roma 8:14-17
8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
8:17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Kata Abba adalah terjemahan dari bahasa yahudi yang berarti Ayah/Daddy (panggilan mesra seorang anak kepada ayahnya), dan kita diberikan kuasa untuk memanggil allah kita dengan sebutan abba/ayah dari jarak yang dekat.

Dan perhatikan di ayat 17, dikatakan kita adalah ahli waris apabila kita adalah anaknya, maksudnya kita adalah orang-orang yang BERHAK menerima janji-janji allah secara cuma-cuma. dan ingat. Allah/ayah kita adalah yang paling kaya, ia memiliki segala sesuatunya. kita tidak perlu berdoa 5000 kali sehari, kita tidak perlu berlutut 10.000 kali sehari. otomatis apabila ada hak, tentu saja akan ada KEWAJIBAN, ia hanya ingin agar kita melakukan kewajiban kita. apa saja kewajiban kita? ia ingin agar kita menjadi anak yang baik, setia serta dapat menyenangkan hatiNya.

3. Kita adalah keturunan Abraham
Galatia 3:29
3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.

Dan karena kita adalah keturunan Abraham maka kita berhak menerima janj-janji Allah, jadi apa sajakah itu janji Allah yang akan diwariskan kepada kita didalam namaNya? ini adalah janji-janji tuhan kepada kita .

Kejadian 12:1-3
12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Janji tuhan adalah :
1. menjadikan kita bangsa yang besar.
2. Tuhan Allah akan memberkati kita.
3. kita akan menjadi berkat.
4. Orang-orang yang memberkati kita juga akan diberkati oleh tuhan, dan orang-orang yang mengutuk kita akan dikutuk oleh tuhan.
5. oleh karena kita ada di dunia, maka bumi akan mendapat berkat.

4. Kita adalah Garam Dunia
Matius 5:13
5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Dikatakan bahwa kita ADALAH garam dunia. Bukan dikatakan kita AKAN MENJADI garam dunia.banyak orang yang berpikir salah akan hal ini, banyak orang merasa mereka bukanlah garam dunia, tetapi mereka akan menjadi garam dunia.dan Yesus sendiri ingin menguatkan anak-anaknya dengan tidak mengatakan "kamu HARUS menjadi garam dunia" bayangkan kalau garam tidak lagi asin, apa yang akan terjadi? Mereka hanyalah pasir, tidak lagi berguna.

Pertanyaannya adalah kenapa tuhan allah menggunakan kata garam? bukan merica? bukan lada? Karena garam di zaman yesus hidup, garam adalah sebuah komoditi yang sangat amat mahal, saking berharganya garam di zaman itu, banyak prajurit romawi yang dibayar gajinya dengan garam. Garam pernah disebut "emas putih" karena menjadi alat pembayaran dalam perdagangan, dan dalam sejarah dunia bahkan ada perang yang pernah terjadi karena garam. kata garam di zaman romawi adalah "SAL", dan inilah asal darimana kata "SALARY" di bahasa inggris. tuhan menggunakan kata garam karena kita adalah komoditas yang sangat berharga dimata tuhan.

--------------------------------------

Ini adalah kehebatan dari garam :

1. Garam digunakan untuk perasa.
Garam mempunyai fungsi untuk memberi rasa. sama seperti kita, kita juga mempunyai fungsi untuk memberi rasa yang lebih baik kepada dunia ini. Kita tidak akan mampu untuk menciptakan kerajaan Allah di dunia ini, namun kita dipanggil untuk menyaksikan dan mewujudkan cinta kasih, keadilan, solidaritas kemanusiaan serta perdamaian dengan semua ciptaan Allah, supaya dunia dapat merasakan bagaimana rasanya kerajaan Allah yang dekat itu.

Dengan menjadi alat misi dan saluran kasih Allah, kita dapat memberi rasa yang bebeda kepada dunia. Dengan tidak mengikuti logika balas dendam tetapi mencari jalan keluar yang mengasihi dan menghormati kemanusiaan juga musuh kita, dengan tidak khawatir tentang diri sendiri, tetapi melayani dan melampaui batas-batas struktur masyarakat.

2. Garam selalu digunakan dalam jumlah yang kecil, namun khasiatnya besar.
Untuk memasak satu panci sup kita tidak memerlukan satu panci garam bukan? mungkin yang dibutuhkan hanya satu-satu setengah sendok garam. kita sering merasa menjadi minoritas karena jumlah kita sedikit. Yang ingin dikatakan Yesus terutama adalah: Kamu sangatlah berharga. Kamu sangat penting. Kamu merasa bahwa sebutir garam itu tidak ada artinya dan tidak ada gunanya. Tetapi justru sebaliknya: di dalam butir ini tergandung salah satu sumber kehidupan.

Kamu mungkin merasa tidak bisa berbuat apa-apa, karena kamu hanya sedikit, kamu merasa sebagai minoritas yang tidak berdaya. Tetapi dalam dirimu ada sebuah kekuatan yang bisa dirasakan dan bahkan dapat merubah dunia ini. Tanpa kamu, dunia ini akan tawar. Yesus menguatkan muridnya bukan untuk menjadi sombong. Bukan untuk merasa bahwa hanya mereka yang dapat menyelamatkan dunia, dan hanya mereka yang memberi sebuah rasa yang penting. Masih banyak rempah yang lain di dunia ini yang juga sangat dibutuhkan. Namun identitas kita adalah menjadi garam dunia. Bukan dari kekuatan diri kita sendiri, bukan karena usaha dan jasa kita sendiri, namun karena kekuatan dan rasa yang diberikan kepada kita oleh Allah sendiri.

Kita mungkin kecil seperti sebutir garam. Namun bersama-sama dengan butir-butir garam lain, kita dapat menjadi garam dunia, dan bukan kwantitas garam itu yang menjadi penting, tetapi kwalitas dari pelayanan kita sebagai garam dunia. dan hebatnya lagi, jika garam dicampur dengan masakan lain, garam itu akan menghilang, tetapi kita tetap bisa merasakan asinnya, jadi makanan lain mengikuti rasa asin dari garam tersebut. yang dimaksud disini adalah, walaupun jumlah garam itu kecil, tetapi ia meng-influence yang lain.

3. Garam hanya ada gunanya jika dipakai.
Pada waktu Yesus, garam jarang terdapat dalam bentuk yang murni, tetapi ada campuran dengan semacam kapur, yang membuat garam itu cepat rusak dan tawar kalau disimpan terlalu lama. Dan di dapur pun, kalau garamnya sudah terlalu lama, sudah menjadi basah atau keras dan tidak enak lagi dipakai. Garam, kalau disimpan, sama saja dengan dibuang dan diinjak orang! Garam haraus keluar dari tempat garam, harus dipakai untuk fungsinya, kalau tidak, untuk apa garam itu?

Sama dengan gereja dan dengan kekristenan kita Hanya ada gunanya, kalau melakukan fungsinya dan misinya di dunia ini. Jika kekristenan kita hanya untuk kehidupan rohani dan keselamatan pribadi kita masing-masing, apa gunanya? Untuk apa kita "keenakan" dalam "tempat garam" kita masing-masing, dalam jemaat atau gereja atau persekutuan Kristen, di mana kita merasa aman dan kerasan. Seperti bungkus garam itu yang harus dibuka, gereja juga butuhkan keterbukaan! Kita harus keluar dari tembok-tembok gereja itu.

Jika gereja hanya sibuk dengan mengurus dirinya sendiri, apa gunanya menjadi seorang Kristen? Dan jika gereja kadang-kadang merasa dibuang dan diinjak dalam masyarakat kita, mungkin kita terutama harus bertanya pada diri kita sendiri: apakah kita sudah menjadi garam yang tawar, yang tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang? Jangan kita hanya berkumpul dan memuji Tuhan bahwa Ia telah menjadikan kita menjadi garam dunia, tetapi melupakan mewujudkan fungsi dan misi itu di tengah-tengah tantangan dunia ini. kita harus berguna untuk dunia, bukan hanya untuk diri kita sendiri.

Tentu saja untuk misi ini dibutuhkan sensitifitas yang tinggi, seperti seorang juru masak juga menggunakan garam dengan hati-hati. Dalam misi kita untuk menjadi garam dunia, kita selalu harus mewujudkan kontribusi kita sesuai dengan konteks di mana kita berada agar orang-orang di sekeliling kita yang tadinya "tawar" dapat memiliki "rasa".

Apakah dalam proses ini kita akan kehilangan identitas kita? Apakah berdialog dan bekerja sama dengan orang beragama lain, terlibat dalam pergumulan-pergumulan duniawi dan berinteraksi dengan budaya-budaya berarti kita akan kehilangan kekristenan kita? Sebaliknya! Seperti garam yang larut, namun tetap eksis meskipun dalam bentuk yang ditransformasikan, dan tetap menjadi asin, demikian juga kita sebagai orang Kristen.

Bahkan, saya yakin, bahwa dalam proses transformasi ini kita baru akan menemukan identitas kita yang sebenarnya. Inilah kontradiksi eksistensi kekristenan: jika kita hanya ingin mempertahankan diri kita sendiri, kita akan kehilangan identitas kita. Jika kita berani untuk mengambil risiko pengorbanan dan perubahan, kita akan menemukan identitas kita yang sebenarnya dan kehidupan yang kekal. kita harus menggarami dunia ini, bukan dunia ini yang menggarami kita.

5. Kita adalah terang Dunia.

Filipi 2 : 12-14
2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
2:14 Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,

Karena allah adalah terang, maka sebagai anakNya, kita juga dipanggil sebagai terang, tuhan ingin kita menerangi sekitar kita. untuk apa sebuah lampu ditengah-tengah tempat yang terang? lampu tersebut tidak ada gunanya. ingatlah bahwa kita tidak memerlukan satu alat apapun untuk menghadirkan kegelapan, tetapi kita membutuhkan sesuatu untuk mengundang terang, karena dunia ini sebenarnya gelap. apabila kita naik ke atas gunung dan melihat gelap, secara otomatis mata kita akan mencari terang.

Pertanyaannya adalah apakah di dalam kehidupan kita, kita secara otomatis mencari terang? banyak orang yang merasa dirinya adalah terang dunia menyoroti wajah orang lain dengan perkataan-perkataan yang tidak menunjukkan terang, ia merasa dirinya superior, padahal seharusnya sebagai terang, kita tidak boleh menyoroti wajah orang lain dan menghakimi mereka , tetapi berjalan di depan orang tersebut untuk menunjukkan jalan yang tepat.

Matius 5:16
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

6. Kita adalah orang benar.
Nanyak orang yang tidak berani mengacungkan tangannya saat mereka ditanya, apakah mereka orang benar? kenapa? karena banyak dari kita berpikir kita adalah orang yang berdosa, kita berpikir kita benar berdasarkan dari perbuatan kita. Dan itu adalah pemikiran yang keliru, kita dibenarkan karena darah kristus, bukan dari perbuatan kita. Berikut adalah ayat-ayat penguatan yang mengingatkan bahwa kita dibenarkan oleh kristus :

Roma 5:1
5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

1 Korintus 6:9-11
6:9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
6:10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
6:11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.

2 korintus 5:21
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

No comments:

Post a Comment