Monday, October 4, 2010

Family First Part.2

Kita semua menginginkan sebuah keluarga yang utuh dan baik. permasalahannya untuk membentuk sebuah keluarga yang berhasil tidak ada sekolahnya, ada sekolah untuk belajar ekonomi, ada sekolah untuk belajar psikologi dan lain sebagainya, tetapi tidak ada sekolah untuk membangun sebuah keluarga yang utuh.

Begitu juga dengan bagaimana menjadi seorang suami yang baik, seorang istri yang baik, seorang anak yang baik, seorang mertua yang baik, semua itu tidak ada sekolahnya. semuanya itu harus kita pelajari sendiri, itu sebabnya banyak di antara kita yang bergumul bagaimana caranya menjadi dan mendapatkan keluarga yang utuh karena kita tidak tahu kepada siapa kita harus belajar. Jadi biasanya, anggota-anggota keluarga lainlah yang kita tiru, entah itu oom tante kita, tetangga kita dan lain sebagainya yang BELUM TENTU benar keluarga mereka utuh.

Banyak sekali kita lihat di televisi atau film yang menggambarkan bagaimana sebuah keluarga harmonis di jaman modern ini yang mana seringkali dipelesetkan sebagai sesuatu yang komedi, misalnya sebuah keluarga yang dibangun oleh 2 orang suami dengan satu anak, dan ketika sang anak kecil itu bisa berbicara dan menyebut nama "mama" kedua orang suami itu kebingungan karena kedua orang suami itu tidak mengharapkan kata "mama" yang akan keluar dari mulut si balita. Jadi, seringkali apa yang digambarkan oleh media-media televisi tentang definisi keluarga belum tentu benar adanya. jadi kepada siapa kita bisa menjadikan acuan?

Ingat, bahwa memiliki keluarga yang utuh bukan sekedar anda menikahi orang yang benar, tetapi juga melakukan perkara-perkara dan hal-hal yang benar dalam upaya membentuk keluarga, karena keberhasilan keutuhan suatu keluarga harus diusahakan.
Contoh : anda bersekolah, bukan berarti cukup dengan anda datang ke sekolah, anda akan lulus. untuk lulus anda harus mengerjakan PR, ikut ujian, mengejarkan praktikum, tata krama dan lain sebagainya. jadi kelulusan harus diusahakan.

Kenapa harus diusahakan? Karena keluarga tidak terjadi secara otomatis. Dan oleh karena keluarga tidak terjadi secara otomatis, kita harus memiliki pedoman dan panduan yang kuat soal keluarga, yang tentu saja berdasarkan oleh Tuhan. Kenapa harus berdasarkan Tuhan?Karena pada awalnya pernikahan adalah ide dari tuhan, dan Tuhan sudah menerapkan dasar-dasar panduan dalam mengusahakan keberhasilan sebuah keluarga.

------------------------------------

Hosea 4:6
4:6 Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.

Dikatakan disini umat tuhan binasa karena kurang pengajaran/informasi, bukan berarti informasi itu tidak ada atau tidak tersedia, tetapi kita sendirilah yang menolak informasi itu. Mari kita lihat faktanya, ada berapa banyak Alkitab dirumah kita? Mungkin dalam bentuk buku, dalam bentuk digital, ada di handphone anda, permasalahannya, berapa banyak dari kita yang benar-benar mengambil waktu untuk mengenal pengetahuan akan Tuhan kita?

Misalkan kita membeli sebuah handphone, berapa banyak dari kita yang akan membaca manual book dari benda tersebut? Biasanya kita akan dengan segera memegang barangnya dan mencoba-coba sendiri barang tersebut sampai kita bisa dan mengerti sendiri. begitu juga dengan hidup kita, banyak dari kita yang berpikir apabila kita melayani tuhan dengan berbagai macam pelayanan, secara OTOMATIS kita akan mendapatkan basic/pondasi keluarga yang utuh, jawabannya adalah tidak. kita harus tetap membaca alkitab dan mendapatkan informasi tentang Tuhan.

Dikatakan juga di ayat ini, bahwa Allah akan melupakan anak-anak kita karena kita melupakan pengajaran allah, apa maksudnya? Maksudnya adalah sudah menjadi tugas dari para orang tua untuk mengajarkan firman kebenaran akan allah, tetapi kalau orang tua itu sendiri tidak pernah mengerti dan belajar tentang firman kebenaran allah, apa yang akan mereka ajarkan kepada anak-anak mereka?

------------------------------------

Ulangan 11:18-21
11:18 Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu.
11:19 Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun;
11:20 engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu,
11:21 supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka, selama ada langit di atas bumi.

Perhatikan ayat 18 dan 19, jadi disini firman Tuhan harus senantiasa ada di dalam hati dan pikiran kita, agar kita bisa mengajarkannya kepada anak-anak kita. Dan Tuhan sudah berjanji, apabila kita mengajarkan firman kebenaran allah kepada anak-anak kita, ia akan memanjangkan umur kita dan anak-anak kita.

------------------------------------

Didalam hidup ini ada 3 fase kehidupan :
1. Dependace (ketergantungan) :
Ini adalah fase dimana kita bergantung kepada orang lain untuk bisa hidup. Misalnya saat kita bayi, kita bergantung kepada orang tua kita, kita dimandikan, kita diberi makan, kita ditidurkan, kita sangat bergantung kepada orang tua saat kita masih bayi. Tetapi tugas orang tua untuk membesarkan kita tujuannya bukan supaya kita menjadi tergantung kepada orang tua terus menerus, melainkan mereka mendidik kita supaya kita bisa masuk ke fase berikutnya, yaitu:

2. Independence (mandiri) :
Ini adalah fase dimana kita bisa melakukan semuanya sendiri, kita mencari penghasilan sendiri, kita bisa berdiri dengan kedua kaki kita dalam hidup dan tidak lagi mengandalkan orang tua. Meskipun faktanya banyak orang di luar sana yang masih menjadi "anak mama" dan terus menerus bergantung kepada orang tuanya atau mungkin orang tua-nya sendiri yang masih mencampuri urusan anaknya.

Salah satu faktor terjadinya perceraian adalah campur tangan orang tua tanpa diminta. Dan tentu saja ketergantungan di fase ini adalah menyalahi firman Allah, karena firman Allah berkata akan ada saatnya seorang manusia meninggalkan ayah ibunya dan membangun keluarganya sendiri. inilah mandiri. ketika seseorang sudah mandiri, maka ia akan masuk ke dalam fase berikutnya, yaitu :

3. Interdependence (reproduksi):
ini adalah fase dimana kedua orang yang mandiri bersatu dan bersinergi, apa itu sinergi? maksudnya adalah ada kekuatan lebih saat kedua orang ini bersatu. Apabila seorang sendiri bisa mengalahkan seribu musuh, dan ketika dua orang bersinergi, bukan berarti mereka dapat mengalahkan dua ribu musuh, melainkan mereka bisa mengalahkan 10 ribu musuh, jadi kelipatannya. Dan sinergi/kekuatan inilah yang dapat melahirkan seorang anak, karena mereka sudah menjadi satu. Keith Ferazzi menulis quote : "if you choose not connect, you choose to be mediocre."

------------------------------------

Jadi, apa dasar yang melandasi atau bisa dijadikan dasar dalam membina hubungan dalam keluarga?

1. Kasih
Anda akan merasakan intim dengan orang lain di dalam keluarga anda kalau anda connect, atau tersambung dengan mereka. Masalahnya di zaman yang serba modern ini, terkadang kita merasa terpaksa untuk ter-connect, kenapa? Karena ada begitu banyak hal yang menghalangi anda untuk bisa ter-connect dengan orang lain, misalnya kita sibuk dengan facebook, handphone, hobi kita dan lain sebagainya.

Berapa banyak dari kita di zaman ini yang tinggal satu rumah dengan anggota keluarga lain, Namun masing-masing anggota keluarganya tidak ter-connect satu sama lain? Sang ayah sibuk ini, sang ibu sibuk itu, si anak sibuk itu. jadi walaupun mereka berada di dalam satu rumah, keintiman antara anggota keluarga tidak terjadi. dan ini bahaya. Kenapa bahaya? Karena akibat dari ketidak-intiman kita dengan anggota keluarga lainnya, kita akan cenderung menghakimi mereka tanpa kita pernah tahu apa cerita mereka di balik apapun perbuatan mereka. kita cenderung mengatakan si X yang salah, si A yang salah. tetapi kita tidak tahu kenapa mereka melakukan perbuatan mereka (yang kita anggap salah itu). Kita perlu mengambil waktu untuk bisa intim dengan anggota keluarga lainnya.

2. Be generous / berkemurahan hati
Jadilah generous dalam hidup anda, dalam urusan cinta anda, dalam manajemen waktu anda, dalam perkataan anda. Katakan yang baik tentang anggota keluarga anda, ketahuilah bahwa hanya sedikit dari kita yang bisa dengan mudahnya mengatakan hal-hal baik tentang anggota keluarga kita, ini susah dan kita anehnya untuk memuji anggota keluarga kita saja, kita harus belajar untuk itu.

Kenapa kita perlu mengatakan yang baik atau memuji anggota keluarga kita? Karena kebutuhan dasar manusia adalah kasih dan penerimaan diri. ketika kita memuji anggota keluarga lain, maka orang tersebut akan merasa nyaman dan aman dengan kita dan rasa aman ini akan membuat mereka menjadi terbuka dengan kita untuk berbicara dan memiliki keintiman.

3. Terus terang / keterbukaan
Apabila orang tersebut sudah merasa nyaman dengan kita dan merasa "aman" untuk berbicara kepada kita, tentu saja orang tersebut tidak akan berpura-pura di hadapan kita. Kita seringkali tidak bisa berterus terang dalam menceritakan sesuatu karena kita merasa tidak aman untuk bercerita. contohnya, kita pasti tidak sembarang tempat apabila kita ingin ganti baju, bukan? kita akan mencari ruang ganti atau sebuah tempat yang kita rasa aman, bukan? kenapa? Karena kita akan meng-ekspose siapa kita. dan kalau kita merasa tidak aman, kita akan mengurungkan niat untuk mengganti baju kita, bukan?

------------------------------------

Amsal 29: 15
29:15 Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.

Penting bagi kita dan setiap anggota keluarga untuk tersambung satu sama lain, intim satu sama lain, kenapa? agar kita bisa menegur mereka apabila mereka berbuat salah, dan apabila kita menegur mereka, mereka tidak sakit hatinya. orang-orang yang intim akan lebih mudah dididik. karena teguran bukan berarti kita tidak menyayangi mereka, justru lewat teguranlah kita membuktikan bahwa kita masih menyayangi mereka.

------------------------------------

Kolose 3 : 16-25
3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
3:22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
3:23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
3:24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.
3:25 Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.

Perhatikan ayat 16, susah bukan menegur orang lain tetapi kita harus menyanyikan mazmur, pujian dan lagu rohani, bagaimana caranya? Maksudnya disini adalah saat kita menegur orang lain atau anak-anak kita, kita tidak boleh menggunakan amarah kita saat menegur mereka. seringkali kita sebagai orang tua menganggap remeh anak kita, kita menganggap cerita mereka tidaklah penting.

Dan perhatikan ayat 23 dan 24, ayat ini cocok untuk mereka yang sedang bekerja, bekerjalah seakan anda sedang bekerja untuk Tuhan, maksudnya adalah giving your best for every work that you've told. Dan serahkan semua kepada Tuhan soal kenaikan gaji dan lainnya, karena mungkin bos Anda bisa jadi tidak melihat kemampuan dan segala upaya yang telah Anda lakukan, tetapi MELALUI bos Anda, tuhan tahu upah yang pas untuk Anda.

4. Tanggung jawab / responsibility
Salah satu bentuk kedewasaan adalah sikap mau menerima tanggung jawab. Kita bisa secara sadar menerima tanggung jawab dan tidak berusaha mencari kambing hitam. bandingkan dengan anak kecil, apabila kita bertanya tentang kesalahan mereka, mereka cenderung tidak mau mengaku, tetapi itu adalah anak kecil, kita sebagai orang dewasa harus berani mempertanggungjawabkan perbuatan dan keputusan-keputusan kita.

No comments:

Post a Comment